Selasa, 14 Mei 2013

MENYINGKAP PENCIPTAAN ADAM


QS 2: 30 yang artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? " Tuhan berfirman: "Sesugguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"
Proses Penciptaan Adam Allah SWT berfirman kepada Jibril, "Hai Jibril, turunlah engkau ke bumi. Ambilkan Aku segenggam tanah. Aku hendak menciptakan Adam!"
Jibril pun turun ke bumi, saat akan diambil tanah itu bergoncang hebat. Dengan ijin-Nya, Jibril dapat mendengar perkataan bumi. "Demi Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi. Hai Jibril, jangan engkau ambil, aku takut (diriku) dijadikan sebagai khalifah, karena aku takut berbuat durhaka kepada Tuhan seru seluruh alam. Dan aku sangat takut terhadap siksa neraka."
Jibril pun kembali kepada Allah SWT. la melaporkan sikap bumi yang menolaknya untuk dijadikan sebagai bahan penciptaan Adam. Jibril bersedia diperintahkan sekali lagi, namun Allah SWT memerintahkan malaikat Mikail yang harus mengambil tanah di bumi. Mikail pun mengalami perlakuan seperti halnya Jibril. Seperti juga Jibril, Mikail pun melaporkan hasil kerjanya kepada Allah SWT, dan siap pula menjalankan perintahnya sekali lagi. Namun, Allah tidak memerintahkan lagi Mikail, melainkan malaikat Israfil yang akan mengambilnya. Israfil juga disumpahi oleh bumi agar tidak mengambil bagian dirinya. Setelah melaporkannya kepada Allah SWT, Dia memerintahkan malaikat Izrail.
Sebagaimana ketiga Malaikat tadi, Izrail pun disumpahi agar tidak mengambil tanah, namun izrail mengatakan, "Hai bumi, bahwa engkau menyumpahiku ini telah kuketahui. Akan tetapi ini bukan kehendakku, melainkan atas firman Allah Tuhan semesta alam pula”. Luruhlah hati bumi mendengar perkataan dari Izrail itu. Izrail kemudian mengambil tanah di muka bumi. Tangannya menembus sampai ke lapisan bumi ketujuh untuk mengambil tanah. Bekas tempat pengambilan tanah itu konon menjadi Lautan Qulzum. Tanah itu pun kemudian dibawa menghadap kepada Allah SWT. Tanah yang diambil berwarna-warni : hitam, putih, merah, biru, hijau dan kuning. Oleh karena itulah, anak cucu Adam kelak akan beragam warna-warna kulitnya pada tiap bangsa atau etnis.
"Ya Rabbi, ya Saidi, Ya llahil ‘aalamin, bahwa Engkau jugalah Tuhan yang amat mengetahui bahwa hamba-Mu disumpahi oleh bumi," ucap Izrail.
Allah SWT berfirman, "Bahwasanya sumpah bumi kepadamu telah aku tolak, hai Izrail. Bahwasanya Aku hendak menciptakan Adam. Maka mereka (Adam dan Hawa) dan anak cucunya, terserah (kehendak-Ku, akan) Kusuruh Izrail untuk mengambil nyawanya."
"Ya Tuhanku, jika demikian, mereka (akan) bermusuhan dengan hamba-Mu ini."
Firman Allah SWT, "Hai Izrail, Aku amat kuasa berbuat sekehendak-Ku. Jika Aku perintahkan seorang hamba-Ku untuk mengerjakan suatu pekerjaan, di mana halnya engkau akan dibawanya (untuk) bermusuhan. Lebih khusus pula terhadap seorang yang Kumatikan yang disebabkan karena demam, atau sakit yang parah, atau tenggelam di dalam air, atau disebabkan dimakan oleh binatang, atau disebabkan karena berkelahi melawan sesamanya, atau sebab terbakar dilahap api, atau sebab jatuh tertimpa kayu. Maka semua itu (hanyalah) namanya tersebabkan. Dengan demikian tidak ada siapapun dapat berdalih kepadamu lagi."
Kemudian Allah SWT memerintahkan Izrail untuk mencampurkan tanah di atas bumi dengan air. Dicampurkanlah dengan empat jenis air, yaitu: air tawar, air asin, air anyir, dan air pahit. Kemudian Allah resapkan Nur kebenaran dalam diri Adam dengan berbagai macam "sifat". Air tawar itu yang nantinya akan menjadi air liur. Air asin menjadi air mata. Air anyir menjadi lendir di hidung. Air pahit menjadi kotoran telinga. Proses pencampuran itu dilakukan selama empat puluh tahun.
Kata Ibnu Abbas r.a. bahwa Allah SWT menciptakan Adam ‘alaihis salam dari tujuh lapisan bumi. Di antaranya: Kepalanya dari tanah Baitul Maqdis; dadanya berasal dari tanah Dahna; tulangnya dari tanah bukit Qof; zakarnya dari tanah Babil; hati dari tanah sorga Jarnnatul Firdaus; kedua matanya dari tanah Hud; lidahnya dari tanah Thaif; kakinya dan tanah Hindi, dan bagian belakangnya dari tanah Arafah.
Kemudian Allah menjadikan di dalam tubuh anak Adam sembilan pintu, yaitu di kepalanya terletak pada kedua lubang hidung, kedua lubang telinga kedua mata, mulut, dubur, dan kemaluan. Diciptakannya pula panca indera. Penciptaan ini dilakukan pada hari Jum’at. Panjang tubuhnya enam puluh hasta. Bidang dadanya tujuh hasta.
Setelah semua organ tubuhnya sudah lengkap, Allah SWT membaringkannya di antara Mekah dan Thaif. Kemudian oleh beberapa malaikat, atas perintah Allah, tubuh tersebut diangkat ke langit. Melihat keberadaan tubuh Adam itu, para Malaikat bertanya:
"Ya Tuhanku, hikmah apakah pada yang demikian ini?"
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi," jawab Allah SWT.
"Siapakah yang akan Engkau jadikan (khalifah) itu, ialah yang akan berbuat kerusakan di muka bumi ini, dan mengucurkan darah sesamanya. Sejak semula kami senantiasa mengucap tasbih kepada Engkau dengan mensucikan-Mu" ujar para Malaikat.
"Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," firman Allah SWT.
Selanjutnya Allah SWT menurunkan air hujan duka-cita mengguyur tubuh Adam selama empat puluh tahun lamanya. Kemudian hujan suka-cita mengguyurnya selama setahun. Sehingga segala kesedihan dan kebahagian telah menyatu ke dalam jasad Adam. Hal itu mengisyaratkan bahwa kelak anak cucu Adam akan lebih banyak menerima keadaan duka cita daripada suka citanya.
Kini, Allah SWT hendak memasukkan nyawa ke dalam jasad Adam. Sebelumnya Allah telah menciptakan nyawa dua ribu tahun sebelum menciptakan tubuh Adam. Sebagaimana terdapat di dalam sebuah hadist, yang artinya "bahwasanya Allah Ta’ala menciptakan nyawa terlebih dahulu daripada jasad kira-kira selama dua ribu tahun." Di dalam riwayat yang lain ada yang menyatakan selama empat ribu tahun.
Nyawa itulah Cahaya (Nur) Muhammad saw. Maka rahasia Cahaya itu pun dicampurkan dengan sebagian dari tubuh Adam. Allah SWT berfirman kepada Jibril:
"Bawalah tanah yang bercampur dengan ruh (nur) itu dengan kesturi, ambar, za’faran, dan kapur, dan khalembak." Jibril pun menurutinya.
"Bawalah tanah cahaya itu, kenakanlah pada dahi tubuh itu!"
Jibril melakukan seperti apa yang diperintahkan. Lalu tubuh Adam itu digenggam dengan genggaman "Jabarut" kemudian diletakkan di dalam "Alam Malakut". Kemudian tubuh itu dibenamkan di dalam air "Kudral-lzzah-Nya" yaitu sifat "Jalai dan Jammal". Lalu diciptakan menjadi tubuh Adam yang sempurna.
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail,
"Setiap dari kalian bersama dengan (masing-masing) tujuh ribu malaikat, maka bawalah olehmu baki yang berisi nyawa Adam itu."
Lalu nyawa itu pun dibawa oleh para Malaikat menuju tubuh Adam. Nyawa kemudian dihantarkan di kepalanya.
"Masuklah engkau ke dalam jasad ini," perintah Allah SWT kepada nyawa,
"Bahwa badan inilah tempatmu diam."
Namun sang nyawa tidak langsung masuk, melainkan mengelilinginya terlebih dahulu tujuh kali. Para Malaikat yang tengah menyaksikan kejadian itu, sangat menantikan sang nyawa segera masuk ke dalam tubuh Adam.
"Ya Tuhanku, bahwasanya aku ini adalah ruh yang amat lembut dengan cahayaku. Maka betapakah aku masuk ke rumah yang kelam ini," ujar nyawa.
"Masuk dipaksa, dan tatkala engkau keluar pun dipaksa juga," firman Allah SWT.
Dan awal penciptaan hingga nyawa masuk ke dalam tubuh Adam, memakan waktu selama 120 tahun. Akhirnya nyawa itu pun masuk melalui mulut. Setelah itu menuju otak, dan di bagian ini ia berkeliling seraya memuji Allah SWT, dua ratus tahun lamanya. Kehadiran nyawa itu mulai memunculkan kesadaran Kepada tubuh Adam.
Kata Adam kepada Allah SWT, "Ya Ilahi, Kau segerakanlah kiranya penciptaanku ini sebelum tenggelamnya matahari”.
Firman Allah SWT yang artinya. "Diciptakan Adam dengan tergesa-gesa."
Kemudian nyawa berada di bagian mata, maka terbukalah mata Adam. Dilihatnya tubuhnya yang terbuat dari tanah itu, dan dilihatnya pula buah-buahan yang ada di sorga. Ketika nyawa berada di telinganya, terdengarlah ucapan-ucapan tasbih dari para malaikat. Saat nyawa telah masuk ke bagian hidung, Adam mulai dapat bersin. Allah SWT mengilhamkan kepada Adam untuk mengucapkan tahmid, setelah nyawa sampai di mulutnya.
Allah membalas ucapannya dengan ucapan: "Yarhamukallaahu”’artinya, "Semoga Allah mengasihimu, hai Adam. Inilah anugerah-Ku kepadamu sebagai balasan terhadap pujianmu tadi, hai Adam."
Nyawa berangsur menuju ke kerongkongan; terus ke dada; dan ke pusar Adam. Adam mulai ingat makan tatkala nyawa sudah berada di perut. Tangan Adam mulai dapat digerakkan. Adam pun berusaha duduk, namun masih belum mampu.
Malaikat berkomentar: " (Karena) setengah badannya masih tanah, bahwa hendak duduk pun (tidak bisa). Perangai ini amat tergesa-gesa".
Allah SWT berfirman: "Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa". (Q.S. 17:11 )
Akhirnya, sampailah nyawa itu pada setiap rongga tubuh Adam, dan lengkaplah nyawa itu pada setiap organ tubuhnya. Daging dan darah pun mulai tumbuh. Lalu hiduplah Adam a.s.
Kemudian Allah SWT menciptakan asap dari ruh Adam. Allah menyuruh Jibril untuk menyimpannya. Sesungguhnya terdapat hikmah Allah di dalamnya, yaitu kelak Allah SWT akan menciptakan seseorang yang bernama Isa a.s. dari asap tersebut. Jibril pun menuruti perintah Nya. Dipeliharanya asap itu hingga datang masanya Isa menjadi Nabi.
Nabi Adam a.s. mulai berdiri. Dianugerahkan kepadanya pakaian kebesaran. Nabi Adam pun banyak berbuat kebajikan setiap harinya. Tidak berbuat dosa sedikit pun. Itulah kesempurnaan Nabi Adam. Diberikan pula pakaian dari sorga, yaitu makat dan qomar, dan sejumlah perhiasan.
Nabi Adam a.s. diperintahkan untuk melilingi langit bersama para Malaikat agar dapat menyaksikan segala kebesaran Allah SWT. Dengan menunggang seekor kuda yang bernama Mihun. Kuda tersebut diciptakan dari kapur, kasturi, za’fuur. Bulu kuduknya dari zabarjad. Kedua sayapnya terbuat dari mutiara dan marjan. P elananya dari marjan dan kekangnya dari yakut. Pada mulut kuda itu terdengar ucapan-ucapan tasbih, tahlil, takbir, dan tahmid. Jibril mengawal di sebelah depan. Mikail di sebelah kanan. Israfil di sebelah kiri, dan Izrail dari belakang. Mereka mulai berkeliling untuk melihat segala keajaiban Allah SWT yang akan membuatnya semakin yakin terhadap kebesaran-Nya. Segala apa pun yang melihat Adam, terkesima seraya memuji keindahan Adam. Pada setiap perjumpaannya dengan para Malaikat, Adam a.s. selalu mengucapkan salam kepada mereka.
Allah SWT berfirman, "Hai Adam, bahwa salam inilah pegangan (ucapan) bagimu dan seluruh anak cucumu hingga datang pada han kiamat(kelak)."
Dikisahkan tatkala Nabi Adam a.s. sudah diarak mengelilingi langit, kemudian diarak pula menuju bumi. Di bumi ini pada waktu itu terdapat para Malaikat bersama Iblis. Allah SWT memerintahkan kepada para Malaikat dan Iblis untuk bersujud hormat,
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis" (Q.S. 2:34). Para malaikat yang melihat Iblis tidak bersujud, bergumam di dalam hatinya:
"Siapa yang telah tidak mau bersujud, itulah Iblis, dan ialah (akan) menjadi Iblis."
Para malaikat sekali lagi bersujud, sujud syukur kali ini, yaitu memuji karunia Tuhan terhadap Nabi Adam a.s. Para malaikat akan selalu menjujung tinggi dan menuruti segala apa yang difirmankan-Nya, serta tidak akan mengikuti segala apa yang tidak diperintahkannya. Oleh karena itu, para malaikat hingga kini selalu taat terhadap perintah Allah SWT.
Perilaku Iblis yang tidak menuruti perintah Allah SWT menjadi pertanyaan Allah SWT,
"Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tangan-Ku?’ (Q.S. 38:75)
Jawab lblis; "Aku lebih baik darinya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Q.S. 38:76)
“Hai Iblis, keluarlah engkau di bawah langit-Ku dan dari atas bumi-Ku, dan keluarlah engkau dari rupa malaikat-Ku, masuklah engkau pada rupa Iblis, dan engkau kaku tiada berkesudahan."
Maka Azazil(nama sebelum menjadi Iblis) pun berubah menjadi rupa Iblis. Matanya menjadi menonjol keluar.
Allah SWT menghardiknya, "Ikrarkanlah terhadap diri engkau, hai Iblis!"
Iblis menyanggupinya. Lalu berucap: "Karena Adamlah maka aku Engkau murkai, dan nikmat dari-Mu Engkau ambil dari hamba-Mu. Akan tetapi, mulai hari ini hingga datang hari kiamat, aku minta janji ke hadirat- Mu, ya Tuhanku, perkenankan pinta hamba-Mu, maka beranilah hamba- Mu datang sembah ke hadirat-Mu, ya Tuhanku."
Jawab Allah SWT, "Telah-Ku perkenankan pintamu itu Berdatang sembahlah engkau, hai Iblis."
Ibils menjawab, “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka". (Q S. 38:82-83)
Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Kukatakan". (Q.S. 38:84)
“Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya”. (Q..S. 38:85)
Sejak kejadian itu, dendam mulai merasuki hati Iblis terhadap Nabi Adam as. dan anak cucunya. Iblis berupaya dengan segala cara untuk menyesatkan mereka semua. Dan itulah pekerjaan tetapnya hingga hari kiamat datang