Rabu, 12 Februari 2014

SHALAWAT: MENJARING RAHMAD ALLAH DARI LAUTAN NABI TAK BERTEPI


 Kemuliaan Nabi Muhammad Saw. seperti laut sedangkan kita sungai-sungainya. Kita membutuhkan laut untuk mengalirkan hasrat keimanan dan kecintaan kita ke laut Nabi, agar mendapat syafaatnya. Kadarnya, tergantung besar kecilnya sungai hati kita dan yang bisa mengukur besar kecilnya adalah kita sendiri. Kita bershalawat kepada Nabi Saw. adalah seperti sungai mengalirkan air ke laut, mengharap syafaatnya.

Shalawat itu sebagai alat untuk membuat besar kecilnya sungai. Kalau kita memakai peralatannya sekadar cangkul maka sungai yang dihasilkan kecil. Tapi kalau kita menggunakannya dengan alat besar seperti traktor tentu akan terbentuk sungai besar. Kita tak perlu ragu, sebab dengan makin besar alat atau sholawat, maka akan besar pula sungai yang kita buat.

Jangan takut akan besar kecilnya rizki, kalau kita memiliki sungai yang besar tentu di dalam sungai itu ada berbagai kandunganmineral rizkki. Termasuk diciptakannya seisi bumi dan alam sekitarnya, diciptakan Allah Swt. untuk membuktikan kalau Nabi Muhammad Saw. sangat mulia. Karena seluruhnya bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Sangat aneh, kalau kemudian ada sekelompok orang mengharam-haramkan peringatan Maulid Nabi.

Pantaskah kita masuk surga kalau frekuensi ibadah kita berupa shalat sangat sedikit? Bila diasumsikan umur kita mencapai 60 tahun, maka shalat yang kita jalankan hanya 270 hari. Dalam sehari, paling banter kita shalat 5 menit. Bila dikalikan 5 maka ada 25 menit dalam sehari. Untuk 1 tahun kita hanya shalat 6 hari saja. Akibat minimnya ibadah kita, maka hanya satu harapan kita untuk memperoleh dispensasi nilai ibadah berupa syafaat dari Nabi Muhammad Saw.

SENYUM RASULULLAH SAW


Senyum Rasulullah Saw.

Saat menikahkan putri bungsunya, Sayyidah Fatimah Az Zahrah, dengan sahabat Ali bin Abi Thalib, Baginda Nabi Muhammad SAW tersenyum lebar. Itu merupakan peristiwa yang penuh kebahagiaan.

Hal serupa juga diperlihatkan Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, pembebasan Makkah, karena hari itu merupakan hari kemenangan besar bagi kaum muslimin.
“Hari itu adalah hari yang penuh dengan senyum panjang yang terukir dari bibir Rasulullah SAW serta bibir seluruh kaum muslimin” tulis Ibnu Hisyam dalam kita As Sirah Nabawiyyah.

SAYYIDINA AMR BIN ASH RA


Ya Rasulullah siapa orang yang paling kaucintai?

عن عمر بن العاص رضي الله تعلي عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه وأله وصحبه وسلّم احب النّاس إليّ عائشة ومن الرجال ابوها <البخاري و مسلم>
Artinya : Dari Amr bin ash radiallahu anhu berkata : telah bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam orang yang paling aku cintai ialah Aisyah dan dari lelaki ialah bapaknya
(sahih bukhari dan muslim)

Ad-da`i ilallah sayyidil habib Ahmad bin Jindan mensyarahkan makna hadis diatas bahwa suatu ketika salah seorang sahabat sayyidina Amr bin ash memberanikan bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tentang siapa sih diantara para sahabat semuanya yang paling di cintai oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Sebab seluruh para sahabat merasa dirinyalah yang paling di cintai oleh Rasulullah saw, karena sikap Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terhadap setiap sahabat sama. Bahkan sayyidina amar bin ash yg bertanya kepada Rasulullah saw pun baru masuk islam namun perhatian, kasih sayang, senyuman yang di berikan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tidak berbeda dengan sahabat lain yang lebih dahulu masuk islam.