seluruh ulama' sufi sepakat bahwa tidak ada satupun yang bisa menandingi kecepatan wushul kepada Alloh secepat wushulnya orang-orang yang menggunakan sholawat sebagai jalan. dan mengucapkan istigfar sebagai wirid. ada sebuah falsafah sufi berbunyi "idza qolla almurobbun, fa inna solata alan nabiyyi turobbi sohibahu"yakni tatkala sulit menemukan seorang murobby maka sholawat kepada kanjeng nabi itu yang akan menjadi murobby yakni menjadi sebab bagi dia semakin cepat dalam mencapai jalan wushul dan mempertemukannya dengan sang murobby yang ada pada zamannya... dan mempercepat wushul kepada Alloh...
habib umar bercerita bahwa suatu ketika beliau menghadiri majelis maulid di kota syibam, beliau melihat jama'ah di pojok majelis bersuara "WAHIDAN bi ASYROH" artinya satu dapat sepuluh.. (seperti halnya orang jualan dipasar yang sering berkata tsalastah bi mi'ah "seratus dapat tiga,,,").. lalu para jama'ah serentak membaca sholawat, karena dalam diri mereka mengerti bahwa yang dimaksudkan orang tadi adalah solawat.. hingga dari kejadian itu kalimat wahidan bi asyroh tersebar ke seluruh penjuru kota, baik di masjid, di tempat umum, dan di jalan jalan, ketika mengangkat jenazah? sollallohu ala muhammad, ketika mau naik monil sollallohu ala muhammad, ketika mau memulai apapun sollallohu ala muhammad, dan lain sebagainya...
bagi dia yang mengucapkan solawat, atau perintah solawat sollu alan naby... lalu orang lain serentak mengucapkan solawat, maka orang tadi mendapatkan pahala sama seperti orang yang ia ingatkan untuk membaca solawat.. hingga salah satu orang dikota syibam tadi ketika mengucapkan wahidan bi asyroh dijumpai oleh Rosululloh dan Rosululloh sambil tersenyum dawuh kepada dia "WAHIDAN bi ASYROH!!!".......
ada kisah unik dari seseorang yang rumahnya diatas gunung, beliau mendawamkan solawat "ya robbi solli ala muhammad ya robby balligna nazuruhu"... tanpa disangka tanpa diduga hanya dalam hitungan beberapa waktu, dia bisa pergi ke makam Rosululloh..
sollu alan naby...................
