Kamis, 09 Oktober 2014

DERAJAT SAYYIDINAABU BAKAR ASH SHIDDIQ RA



Suatu hari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengatakan di atas mimbarnya, “Hai sekalian manusia, malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar malu. Demi Allah, sesungguhnya aku bila pergi ke tampat buang air untuk membuang hajat, aku selalu menutupi wajahku dengan pakaianku, karena malu kepada Rabb-ku.”

Hal ini merupakan tingkatan paling besar yang telah dicapai oleh Abu Bakar, yaitu tingkatan tertinggi yang membuat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda menanggapinya:

“Seandainya iman umat ini ditimbang dengan iman Abu Bakar tentulah iman Abu Bakar lebih berat timbangannya dari pada iman mereka.” (HR. Ahmad dan Ibnu Abu Syaibah)


Dalam hadits shahih disebutkan pula bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Seandainya aku boleh mengambil seorang kesayangan dari kalangan penghuni bumi, tentulah aku akan mengambil Abu Bakar. Akan tetapi, teman kalian ini sudah menjadi kesayangan Allah Yang Maha Pemurah.” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu).

Derajat kesayangan Allah tidaklah diraih oleh Abu Bakar melainkan berkat derajat muroqobah (merasa selalu di bawah pengawasan Allah) dan kemampuannya menghadirkan kebesaran Allah yang selalu ada di depan pelupuk matanya.

Dalam kitab Muwaththa’ Imam Malik disebutkan sebuah atsar “Tidaklah sekali-kali Abu Bakar dapat mengalahkan kalian karena shalat, puasa dan shadaqah yang banyak dilakukannya, melainkan karena sesuatu yang bersemi di dalam dada atau kalbunya.”

Dari Qatadah, bahwa Anas bin Malik menceritakan kepada mereka bahwa Rasulullah menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman, saat itu tiba-tiba gunung Uhud berguncang, maka beliau bersabda, “Tenanglah Uhud, karena sesungguhnya yang berada di atasmu adalah seorang Nabi, Shiddiq, dan dua orang yang syahid.” (HR. Al-Bukhari)

Dari Abu Musa dalam sebuah hadits yang cukup panjang, ia berkata, “Sesungguhnya aku akan menjadi penjaga pintu Rasulullah hari ini.” Lalu datanglah Abu Bakar mendorong pintu. Aku berkata, “Siapa ini?” Ia menjawab, “Abu Bakar Ash-Shiddiq.” Lalu aku berkata, “Tunggu dulu.” Kemudian aku pun pergi menemui Rasulullah seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini Abu Bakar Ash-Shiddiq datang meminta izin (untuk masuk).” Beliau bersabda, “Izinkan ia dan berilah kabar gembira baginya dengan surga!” Lalu aku menghampiri Abu Bakar Ash-Shiddiq dan berkata, “Masuklah dan Rasulullah memberi kabar gembira bagimu dengan surga.” Lalu Abu Bakar masuk dan duduk di sebelah kanan Rasulullah di tepi sumur. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dari Ali ia berkata, “Rasulullah telah bersabda, ‘Abu Bakar dan Umar adalah penghulu para penghuni surga dari kalangan orang tua mulai dari orang-orang yang pertama sampai dengan orang-orang yang terakhir selain para nabi dan rasul. Janganlah beritahu mereka berdua—wahai Ali—selama mereka berdua masih hidup’.” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)

Demikianlah kisah perjalanan Abu Bakar, seorang Ash-Shiddiq yang telah menghabiskan seluruh umur dan hartanya untuk membela agama Allah, menolong Rasul-Nya, dan menjayakan agama-Nya.

Berbahagialah engkau, wahai Abu Bakar dengan derajat yang sangat tinggi di dalam surga kelak.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya penghuni surga pada derajat yang tinggi dilihat oleh mereka yang berada di bawahnya bagaikan bintang bercahaya di sebuah ufuk dari ufuk-ufuk langit dan sesungguhnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Al-Khattab termasuk dari mereka dan lebih (tinggi) lagi’.” (HR. Ibnu Majah,)

Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq radliyallahu ‘anhu mengatakan,“tiada seorang hamba yang dianugerahi 10 hal,melainkan ia akan selamat dari berbagai bencana dan penyakit,dia sederajat dengan Muqarrabin serta akan mendapatkan derajat Muttaqin, yaitu ;

1. Jujur yang terus- menerus disertai hati yang qana’ah,

2. Kesabaran yang sempurna disertai dengan rasa syukur yang terus-menerus,

3. Kefaqiran yang abadi yang diikuti dengan sifat zuhud,

4. Berfikir yang terus-menerus disertai dengan perut yang lapar,

5. Keprihatinan yang abadi disertai dengan rasa takut yang terus-menerus,

6. Kerja keras yang terus-menerus disertai dengan sikap rendah diri,

7. Keramahan yang terus-menerus disertai dengan kasih sayang,

8. Cinta yang terus-menerus disertai dengan rasa malu,

9. Ilmu yang bermanfaat diikuti dengan pengamalan yang terus-menerus,

10. Iman yang langgeng yang disertai dengan akal yang kuat.

Semoga Allah merahmatimu dan menempatkanmu di surga Firdaus yang tertinggi, wahai Ash-Shiddiq, dan semoga Allah menghimpun kami di akhirat kelak bersamamu, Aamiiin...