Di zaman sekarang ini, saat terjadi kerusakan pada ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu ada yang masih berpegang teguh pada sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan didapatkan baginya pahala 100 orang mati syahid, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Barangsiapa yang berpegang pada sunnahku ketika kerusakan ummatku, maka baginya pahala 100 orang yang mati syahid”
Di setiap waktu dalam hari-hari di kehidupan dunia ini kita selalu ditunggu oleh kemuliaan pahala 100 orang mati syahid, apakah hal itu akan kita lewatkan begitu saja bahkan kita tukar dengan dosa dan kehinaan . Sungguh pahala yang agung ini jauh lebih utama dari sekedar chatting, bermain dengan handphone, atau browsing di internet dengan membuka situs-situs porno yang akan membutakan mata kelak di hari kiamat, dan tidak akan memandang Allah subhanahu wata’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS.Thaaha : 124 )
Maka kehidupan orang tersebut kelak di akhirat penuh dengan kesusahan dan kegelapan, dan kelak dibangkitkan dalam keadaan buta sehingga tidak mengetahui mana surga dan neraka, tidak mengetahui dimana Allah subhanahu wata’ala mengumpulkan hamba-hamba yang shalih, dan dimana Allah mengumpulkan hamba-hamba yang jahat, tidak mengetahui dimana kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ucapan ini bukan bermaksud untuk mentakut-takuti, tetapi hanya ingin mengajak agar kita menjadi orang yang terpilih untuk melihat Allah subhanahu wata’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kelak di alam barzakh dan hari kiamat. Sebagaimana bayangan wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam selalu ada di setiap alam, baik itu di alam dunia sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
“ Barangsiapa melihatku dalam tidurnya maka sungguh ia akan melihatku dalam keadaan bangun (sadar) , dan syaithan tidak menyerupaiku”
Sebagian Ulama’ mengatakan bahwa orang yang telah memimpikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka ia akan melihat Rasulullah sebelum ia wafat, yang mana ia tidak akan mengalami sakaratul maut kecuali wajah sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tampak di hadapannya, dan ketika di alam barzakh sebagaimana terdapat lebih dari 7 riwayat dalam Shahihul Bukhari dan Shahih Muslim, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalla bersabda bahwa seorang hamba akan mendapatkan cobaan lagi di alam kubur yaitu pertanyaan di alam kubur, dimana ketika itu akan datang malaikat dan menunjukkan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berkata :
“ Apa pengetahuanmu akan lelaki ini?”
Jika hamba itu adalah orang mukmin maka ia akan berkata :
هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ هُوَ مُحَمَّدٌ
“ Dia adalah Muhammad utusan Allah, datang kepada kami dengan penjelasan dan petunjuk, maka kami menjawabnya dan mengikutinya, Dialah Muhammad, Dialah Muhammad, Dialah Muhammad (Saw)”.
Maka malaikat berkata :
نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ
“Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang meyakininya”
Hamba yang shalih bisa mengenal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meskipun belum pernah berjumpa dengan beliau, namun iman yang menjadikannya mengenal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ruh itu kelak di alam kubur mengenal sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam riwayat Shahih Al Bukhari :
اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ, فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu merupakan pasukan yang teratur, ruh-ruh yang saling mengenal maka dia akan bersatu dengannya dan jika tidak saling mengenal maka akan saling mengingkari”
Jika manusia saling mencintai satu sama lain, maka ruh mereka pun saling mencintai dan berada dalam satu kelompok, sebaliknya jika manusia itu berselisih maka ruh mereka pun berselisih, jika mereka saling berpisah maka ruh mereka pun saling berpisah. Maka jika seseorang mencintai sang nabi meskipun jasadnya tidak bertemu dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ruhnya akan bersatu dengan pasukan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun jika hamba itu adalah orang yang dhalim, fasiq, atau munafiq lalu wafat maka ketika ditanya oleh malaikat :
مَاعِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟
“ Apa pengetahuanmu akan lelaki ini?”
Ia akan menjawab :
لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka akupun mengatakannya”.
Orang itu tidak mengenali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena ia tidak mengenal sejarah beliau di dunia, tidak juga banyak membaca shalawat kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَنْزِلاً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَكْثَرَكُمْ عَلَيَّ صَلاَةً
Namun orang itu tidak banyak bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan memerangi dan melarang kelompok orang yang bershalawat, sehingga orang tersebut tidak mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan mensyirikkan orang-orang yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang seperti ini kelak di alam kubur ketika ditanya oleh Malaikat tentang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia menjawab bahwa ia tidak mengenali orang tersebut (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam), maka ketika itu malaikat memukulnya dengan martil besi sehingga ia menjerit dengan dahsyatnya dimana jeritan itu didengar oleh seluruh alam jagad raya kecuali jin dan manusia.
Oleh karena itu kenalilah sayyidina Muhamamd shallallahu ‘alaihi wasallam, mukjizat agung dimana ketika dalam keadaan tidak menemukan air, ketika itu air pun mengalir dari bawah jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan hal yang seperti itu hanya untuk para sahabat beliau, namun beliau tidak akan membiarkan orang-orang yang mencintai beliau dalam kesusahan dan kesulitan.
كُلُّ مَنْ يَعْشَقْ مُحَمَّدا في اَمَانٍ وَسَلامِ
Semoga kita berada dalam kelompok para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Alhamdulillah.