Limpahan puji kehadirat Allah swt
Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan hidayah dan iman kepada hamba-hambaNya
dari zaman ke zaman maka terpilihlah namaku dan nama kalian untuk tergabung di
dalam kelompok Sayyidina Muhammad saw. Maha Suci Allah yang menjadikan Alam
semesta sebagai lambang keindahanNya, sebagai lambang kesempurnaan Allah.
Matahari dan bulan, bintang-bintang di angkasa raya, setiap tetes air dan
getaran ombak di lautan yang kesemuanya dijadikan oleh Allah sebagai cermin
bagi kita untuk menikmati keindahan Allah, menikmati keagungan Allah, memahami
kemuliaan Allah. Keindahan Allah Yang Maha Indah, yang menjadikan seseorang
memahami makna keindahan Allah, sirnalah seluruh keindahan yang ada di alam
semesta berganti dengan puncak kerinduaan dan nafas-nafas yang merindukan Dzat
Yang Maha Indah.., Allah...
Hadirin-hadirat, telah kita dengar
tadi daripada kalimat Al Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, Al Hafidz Al Musnid
Hujjatul Islam wabarakatulanam yg berkata : “almunfarid bilkamaali……..” dari
salah satu syair beliau tadi beliau berkata “almunfarid bilkamaal……..” yaitu :
“Yang Maha Tunggal dan Yang Maha sendiri dengan kesempurnaan”, Yang
kesempurnaanNya mengungguli semua kesempurnaan, Kalimat ini ketika kita renungkan
“Almunfarid…………..” Yang Maha sendiri dan Maha Tunggal dalam kesempurnaan.
Hadirin-hadirat maka pahamlah kita
bahwa semua alam semesta akan fana dan sungguh Yang Maha sempurna tetap abadi,
Beruntunglah jiwa yang mencintai Yang Maha sempurna.., Allah.., hadirin hadirat
telah Allah jadikan alam semesta ini sedikit mengenalkan keindahan Allah kepada
kita, mengenalkan kesempurnaan Allah, mengundang kecintaan kita kepada Allah,
menghantarkan kerinduan kita kepada Allah. Sehingga ketika kita melihat bulan purnama
yang indah ingatlah kepada Yang Maha Menciptakan yang paling indah.., Allah..,
Ketika kita melihat bintang-bintang yang terang benderang dilangit, ingatlah
yang menciptakan hal itu dari ketiadaan, dan keindahannya.. Allah..,
Jadilah setiap nafas kita
menghantarkan kita kepada keindahan Allah, Allah menciptakan suatu makhluk yang
juga menghantar kita kepada mahabbatullah yaitu Sayyidina Muhammad saw yang
dengan melihat wajah beliau saw sampailah kita kepada khusyu, yang dengan
mengikuti gerak-gerik dan tuntunan beliau saw sampailah kita kepada
kesempurnaan iman.
Hadirin-hadirat, (beliau saw adalah)
manusia yang sempurna diciptakan oleh Allah sebagai lambang kesempurnaan Allah,
untuk menghantarkan kita kepada kecintaan kepada Allah, untuk menghantarkan kita
kepada kerinduan kepada Allah, Allah jadikan alam semesta ini cermin dan
lambang keindahanNya, dan Allah jadikan satu makhluk yang paling cepat
menghantar kita kepada keridhaan Allah Sayyidina Muhammad saw.
Namun Masih muncul pertanyaan :
“seandainya kita bisa cinta kepada Allah dengan ingat kepada Nabi Muhammad saw
hati-hati itu syirik”. Padahal jika kita melihat bulan purnama lalu kita rindu
kepada Allah, jadilah bulan purnama itu yang menjadi perantara antara cinta
kita dengan Allah, Ketika kita melihat kenikmatan yang datang kepada kita
barangkali berupa anak keturunan atau berupa harta atau berupa kedudukan atau
berupa hal-hal yang bersifat duniawi bila itu menghantarkan cinta kita kepada
Allah jadilah ia perantara menuju kecintaan kita kepada Allah. Demikian Allah
jadikan sedemikian banyak perantara di alam semesta untuk menghantarkan kita
kehadiratNya , dan Allah ciptakan perantara yang terindah kepada Allah (adalah)
Sayyidina Muhammad saw.
Kita lihat bagaimana hadits yang
kita baca tadi diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Rasul saw bersabda
“apakah kalian tidak takjub dan heran melihat Allah membalikkan caci-maki kaum
Quraisy?” (Shahih Bukhari), kenapa? Al Imam Al Hafidz Ibn Hajar Al Asqalaniy di
dalam kitabnya Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits
ini di zaman itu dari bencinya orang-orang Quraisy terhadap Sang Nabi sehingga
beliau sudah diubah namanya bukan lagi Muhammad (Muhammad adalah orang yg
banyakdipuji/tyerpuji) tapi dipanggil “Mudzammam” yaitu orang yang selalu
dicaci maki dan dihina.
Demikian gelar Sang Nabi daripada
orang-orang kuffar Quraisy, dan gelar itu sudah menjadi ucapan setiap
orang-orang kuffar hingga mereka tidak lagi menamakan beliau ini Muhammad tapi
selalu menamakannya Mudzammam, orang yang selalu dicaci, orang yang banyak
dihina, orang yang sangat terhina. Maka Rasul saw melihat wajah-wajah para
sahabat bersedih dengan gelar yang ditaruhkan kepada orang yang dicintai Allah
ini, maka seyogyanya kalian lihat mereka itu mencaci bukan mencaci Muhammad
tetapi mencaci Mudzammam, (diantara cacian orang Qureisy) : Allah melaknat
Mudzammam, Allah memuntahkan kemarahanNya kepada Mudzammam, Allah mencelakakan
Mudzammam, mereka tidak menyebut Muhammad tetapi mereka menyebut Mudzammam.
Maksudnya caciannya bukan kepadaku, Aku Muhammad. Hadirin tahukah makna “innama
Muhammad” nama Muhammad artinya nama yang selalu dipuji dan yang banyak padanya
sifat-sifat yang terpuji. Dan beliaulah saw memang orang yang paling berhak
menyandang nama Muhammad. Orang yang paling banyak dipuji dan orang yang
berkumpul padanya sifat-sifat yang terpuji, memang orang yang paling banyak
dipuji seluruh langit dan bumi adalah Nabiyuna Muhammad saw. Dimuliakan dan
dicintai di langit dan bumi, tujuh lapis langitpun diperintah oleh Allah untuk
gembira dengan kedatangan Sang Nabi.
Sebagaimana diriwayatkan didalam
Shahihain Bukhari dan Muslim ketika Rasul saw Mi’raj kelangit dan malaikat
menjawab “wani’malmajii’u jaa’………………..”, setiap malaikat itu berkata :
“semulia-mulia yang datang telah datang”, ucapan ini disetiap langit sampai ke
langit yang ketujuh. Disambut dan dimuliakan oleh penduduk langit daripada para
malaikat . Tentunya disambut dan dicintai oleh jiwa mukminin-mukminat dan para
Nabi karena beliau juga teriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika malam Isra’
wal Mi’raj disambut oleh para Nabi. Mereka memuji Sang Nabi “Marhaban Yaa Akhi
Shalih wa waladun shalih………..” disambut oleh Nabi Adam as “selamat datang wahai
saudaraku yang shaleh, wahai anakku yang shaleh”. Demikian para Nabi terus
menyambut beliau saw hingga semua Nabi diperintah oleh Allah menyambut
Rasulullah Muhammad saw, beruntunglah jiwa yang mencintai Nabi Muhammad saw
karena cinta kita kepada Sang Nabi, lambang cinta kita kepada Allah.
Kita lihat bagaimana para sahabat mencintai
Sang Nabi, hadits ini hadirin-hadirat juga melambangkan kepada kita bahwa
manusia yang paling mulia ini juga banyak dicaci, banyak dihina, Hadits ini
menghibur semua orang-orang yang dicaci dan dihina bahwa ada satu orang yang
digelari Mudzammam , orang yang paling banyak dicaci dan paling banyak dihina
dan ialah manusia yang paling terpuji Muhammad Rasulullah, Jangan sampai
diantara kita merasa hina dan sedih kalau orang menghina kita, ada orang yang
paling mulia justru digelari orang yang paling banyak dicaci. Demikian
hadirin-hadirat indahnya hadits ini menenangkan orang-orang yang terhina dan
tercaci, menenangkan orang yang terdzalimi dan ditindas dan beliau saw berkata
“mereka mencaciku Mudzammam sedangkan aku Muhammad” karena beliau saw dipuji
oleh orang-orang dari mukminin-mukminat, para Nabi, para malaikat dan Allah.
Allah memuji beliau saw : “sungguh kau (wahai Muhammad saw) berada pada akhlak
yang agung” (QS Alqalam), padahal “adzhim” adalah salah satu dari sifat-sifat
Allah. Menunjukkan bukan Sang Nabi memiliki sifat Allah, bukan itu maksudnya.
Maksudnya Allah ingin memuliakan derajat Sang Nabi sedemikian tingginya.
Alangkah mulianya hadits ini ketika dibaca oleh orang-orang yang terhina dan
orang-orang yang difitnah dan dicaci, dia akan ingat manusia yang paling
terpujipun digelari orang yang paling banyak dihina shallallahuwassallama
wabarik alaihi.
Sehingga diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari ketika Rasul saw bercerita untuk mengingatkan betapa indahnya kenabian
beliau saw dan ummat beliau saw seraya berkata ketika Allah swt memberikan
kepadaku perpisahan seakan-akan orang-orang membangun sebuah rumah yang megah
tapi tersisa ada satu batu atau bata yang belum terpasang, maka semua orang
yang lewat di rumah itu memuji rumah yang indah itu tapi mereka tersangkut,
kenapa ini batu satu belum terpasang?. Ada satu bata yang berada ditempat yang
paling strategis justru belum terpasang. Maka Rasul saw meneruskan : “aku
adalah batu bata yang terakhir terpasang”, akulah pengakhir dari semua para Nabi.
Hadits ini menunjukkan banyak makna
diantaranya ada dua makna besar. Yang pertama menghikayatkan kesempurnaan
kenabian beliau saw adalah beliaulah saw Nabi yang terakhir dan beliaulah saw
Nabi yang menjadi penyempurna seluruh ajaran para Nabi, makna yang kedua
kerendahan hati beliau bahwa bukan berarti beliaulah saw yang menguasai para
Nabi, aku hanyalah salah satu dari batu bata dan semua batu bata itulah para
Nabi, aku salah satu diantaranya. Demikian indahnya perumpamaan dari Nabi kita
Muhammad saw.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari
bagaimana Sayyidina Saib ra dari kaum Anshar, Sayyidina Saib ini lanjut usianya
sampai 94 tahun dan ia berkata “Aku tetap menikmati pendengaran dan penglihatan
dari semua yang ada pada diriku dengan sempurna”. Usianya 94 tahun tapi ia
tetap awet muda seperti usia 40 tahun. Sayyidina Saib saat Rasul wafat usianya
8 tahun berarti masih sangat kecil ketika jumpa dengan Rasul mungkin usianya 6
tahun kira-kira, ia berkata : “Saat itu aku sakit dan saudara sepupuku minta
doa kepada Rasulullah saw, lantas kulihat Rasul berwudhu. Setelah berwudhu aku
meminum air dari bekas wudhu Rasulullah saw”. Keberkahan dari air bekas wudhu
Sang Nabi membuat tubuhnya sempurna hingga usia 94 tahun tetap dalam keadaan
awet muda, kenapa? Karena air mulia itu masuk dan merasuk pada tubuhnya.
Hadirin-hadirat jangan sampai kita tertipu dengan bisikan syaitan “apa ini
minum air bekas wudhu?”. karena air berubah-ubah dan bereaksi dengan apa-apa
yang ada didepannya dari manusia. Ini sudah dibuktikan oleh para ilmuwan kita
dan telah saya bahas tentunya, bahwa air itu berubah-ubah ketika orang yang
dihadapannya marah dan mencaci, air yang dihadapannya berubah menjadi buruk
bila dilihat dengan mikroskop, Bila orang yang didepannya itu mengucapkan
kalimat-kalimat indah, maka air berubah menjadi lebih indah bentuknya bagaikan
berlian, dan bila diucapkan doa-doa air semakin indah bentuknya. Maka air ini
bereaksi, air ini bereaksi juga ketika bersentuhan dengan kulit manusia yang
paling indah Nabi Muhammad saw, air bereaksi dengan doa Rasul saw yg
diucapkannya saat beliau saw berwudhu,
Kita lihat bagaimana
muslimin-muslimat hingga saat ini masih mencium Hajar Aswad, sedangkan Hajar
Aswad ini diriwayatkan didalam Shahih Bukhari berkata Sayyidina Umar bin
Khattab : “kalau bukan karena Rasulullah yang mencium mu maka aku tidak akan
mencium mu wahai Hajar Aswad, engkau hanya batu”. Tidak lebih dan tidak kurang
dari batu, tidak bisa membawa mudharat dan manfaat, tetap batu, tapi ketika
batu itu telah dicium oleh Nabi Muhammad maka muslimin-muslimat berebutan
menciumnya karena dengan menciumnya dapat keberkahan dan rahmat…, dari apa?
Dari sunnah Nabi Muhammad saw, karena sentuhan bibirnya Rasulullah saw pada
Hajar Aswad, Rasulullah menciumnya maka mukminin-mukminat mencium.
Demikian hadirin-hadirat keadaan
para Sahabat ra sehingga berkata Sayyidina Marwah ra diriwayatkan didalam
Shahih Bukhari bahwa Rasul saw ini pemilik wajah yang paling indah, pemilik
tubuh yang paling sempurna, Bukanlah beliau saw ini terlalu tinggi dan tidak
pula terlalu pendek, sempurna penciptaan Allah kepada beliau saw. Hingga tidak
terlalu tinggi tidak terlalu pendek sedemikian hebatnya. Sehingga berkata
Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika
dimasa khalifahnya Abu Bakar Assiddiq ra setelah selepas daripada shalat Ashar
beliau melihat Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib putranya Sayyidina Ali
bin Abi Thalib, diambil digendong oleh Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq, Sayyidina
Abu Bakar Asshiddiq saat itu berjalan bersama Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw
disebelahnya. Lalu Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq sedang bercanda dengan ayahnya
Sayyidina Hasan yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib seraya berkata “ini Hasan
wajahnya mirip dengan Rasulullah saw, mirip dengan Nabi tidak mirip dengan Ali
bin Abi Thalib” .Maka tertawalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, ini
menunjukkan akrabnya hubungan antara Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra dengan
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Bila muncul pemahaman dimasa sekarang yang
mengatakan Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq ra ini mendahului khilafah Sayyidina
Ali bin Abi Thalib kw dan ada diantara mereka permusuhan maka ini adalah fitnah
yang batil. Karena jiwa mereka murid-murid Rasulullah tidak mempunyai sifat
kikir dan sifat keinginan berebutan kekuasaan.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy
didalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari menjelaskan makna
daripada kejadian itu ada 2 makna. Yang pertama memang Sayyidina Abu Bakar
Asshiddiq ra menjelaskan wajah Sayyidina Hasan bin Ali ini mirip dengan
wajahnya Rasulullah saw karena diperkuat oleh riwayat-riwayat shahih lainnya
wajah Sayyidina Hasan ini mirip kepada wajah Rasul daripada wajah ayahnya. Yang
kedua ucapan ini adalah untuk memuji Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Orang
yang membaca sekilas seakan-akan ini merendahkan Sayyidina Ali kw, “wajah mirip
Rasul daripada ayahnya” tidak bilang begitu tapi justru itu makna pujian
didalam bahasa arab bahwa putra Sayyidina Ali bin Abi Thalib wajahnya mirip
Rasulullah Muhammad saw. Menunjukkan pujian kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib
yang termuliakan dengan putra yang wajahnya mirip dengan Rasulullah saw
kakeknya tentunya. Demikian hadirin-hadirat keakraban para sahabat ra sehingga
diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw menuju Bathah saat beliau
melakukan shalat jama’ qashar dhuhur dan ashar, selesai dari shalat itu. Ini
riwayat hadirin-hadirat Shahih Bukhari mesti kita pahami bahwa Shahih Bukhari
adalah kitab yang paling shahih dari semua kitab hadits. Jumhur seluruh ulama
Ahlusunnah waljamaah tidak satupun terkecuali mengakui keabsahan Shahih
Bukhari. Maka disaat itu kulihat Rasul saw selesai shalat ashar dan shalat
dhuhur jama’ lantas kulihat para sahabat “Setelah selesai dari shalat itu
kulihat para sahabat bukan lagi mencium tangan Rasul saw, Kita sering dengar
orang mengingkari orang cium tangan zaman sekarang, mereka bukan lagi mencium
tangan beliau saw, namun mengambil tangan beliau kedua-duanya dan mengusapkan
diwajah mereka, Ini perbuatan para sahabat ra, seandainya masa sekarang ini ada
yang berkata seperti ini niscaya dikatakan kultus dikatakan musyrik, padahal
ini perbuatan para sahabat Rasul saw,
Diriwayatkan didalam buku yang
paling Shahih yaitu Shahih Bukhari. Para sahabat mengambil tangan Rasul dan
mereka mengusapkannya diwajah mereka, semulia-mulia tangan dan semulia-mulia
wajah yang disentuh oleh telapak tangan Sang Nabi. Kenapa mereka berbuat
demikian? Apakah mereka tidak mengenal tauhid? Apakah mereka keterlaluan dalam
islam? Sungguh mereka yang lebih memahami tauhid karena mereka murid-murid
Rasulullah saw. Seandainya ini mungkar maka Rasul akan mengatakan mungkar
jangan kalian perbuat sekali lagi hal seperti ini. Dan Rasul berdiam memahami
cinta dari para sahabat, cinta mereka untuk mengusapkan wajah mereka dengan
tangan Nabi saw. Maka berkata perawi hadits ini “kuambil pula tangan Sang Nabi
dan ketika ku genggam tangannya lebih dingin daripada salju dan lebih wangi
daripada misk”.
Hadirin-hadirat kita lihat kenapa
Allah swt membuat sempurna Sang Nabi demikian hal. Tidak ada manusia yang
keringatnya dibikin wangi oleh Allah terkecuali Nabi Muhammad saw, kita
bertanya kenapa wahai Allah Kau perbuat seperti ini? Sehingga para sahabat
menyaksikan didalam riwayat mutawatir bahkan diriwayatkan didalam Shahih
Bukhari bahwa tangan beliau lebih wangi dan kulit beliau lebih wangi dari bau
minyak misk. Minyak misk adalah minyak wangi termahal didunia, menunjukkan
hadirin-hadirat Allah sudah mewangikan tubuh Sang Nabi ketika beliau saw lahir.
Berdeda seperti tangan ulama dan
habaib zaman sekarang harus diberi minyak wangi dulu baru wangi, (Anas bin
Malik ra setiap pagi meminyaki tangannya dg minyak wangi, demi untuk orang
orang yg menyalaminya, rujuk Adabul Mufrad oleh Imam Bukhari), Kalau beliau saw
sudah dijadikan Allah swt tubuhnya wangi dan keringatnya wangi dan tidak tembus
dalam logika kita bagaimana keringat yang muncul dari sel-sel tubuh beliau
membuat wangi hingga keluarnya keringat itu. Ini telah dikehendaki oleh
kesempurnaan Allah Yang Maha sempurna dan tidak terjadi pada makhluk lainnya
mulai Adam hingga manusia terakhir, tidak ada yang keringatnya wangi terkecuali
Muhammad saw. Oleh sebab itu hadirin-hadirat tidak salah Allah ciptakan beliau
sempurna seperti ini supaya dicintai. Kalau seandainya cinta kepada Rasul tidak
perlu cinta pada tubuhnya, atau tidak perlu cinta kepada beliau, atau maksudnya
cinta kepada Allah jangan kau memuliakan Nabi, Buktinya Allah buat hal yang
berbeda pada diri Rasulullah, kalau tidak tidak perlu dibuat keringatnya wangi
dan sengaja keringatnya wangi membuat orang suka menciumi beliau, Kalau Allah
tahu perbuatan ini mungkar Allah tidak akan perbuat demikian, namun berubahlah
keringat beliau wangi, wajah yang paling indah.
Demikian hadirin-hadirat yang
dimuliakan Allah, malam ini sengaja memang pembahasan kita kepada idola kita
Nabi Muhammad saw, Kenapa..?, Karena jarang majlis-majlis ta’lim yang mau
mengenalkan sosok Nabi Muhammad saw, Disini ada guru kita Habib Alwi bin Utsman
tadi menyampaikan bagaimana telapak tangan Nabi keluar dimasa Imam Ahmad Rifa’i,
mungkin diantara kita bertanya apakah hal seperti ini benar?, Sungguh hal ini
(ada pada) hukum didalam hadits-hadits shahih bahkan ayat Alquran, sebagaimana
bahwa Allah swt berfirman (hadits Qudsiy) diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :
“ barang siapa yang memusuhi wali-wali Ku, Ku umumkan perang baginya. Tiada
hamba-hambaKu mendekat kepadaku akan hal yang fardhu dan mereka tidak berhenti
tapi terus mendekat kepadaKu dengan hal-hal yang sunnah sampai Aku
mencintainya, diteruskan dalam hadits yang panjang salah satu dari ucapannya
“bila hambaKu itu waliKu minta kepadaKu akan Ku beri”, maka tidak mustahil
ketika Imam Ahmad Rifai meminta kepada Allah untuk bisa lebih bercium tangan
dengan Nabi Muhammad saw hal seperti ini bukan mustahil, hal seperti ini tidak
terjadi pada semua orang. Hal seperti ini terjadi pada yang memintanya dan yang
memintanya adalah wali Allah, dan kemuliaanya bukan karena keramat atau lainnya
karena sebab ketaqwaannya kepada Allah. Bahkan kita lihat bagaimana Allah
menjelaskan didalam surat An Nahl didalam Alquran ketika ummat Nabi Sulaiman
yang salah satu diantara mereka berkata “aku bisa membawakan singgasana Ratu
Balqis sebelum kau mengedipkan matamu”(QS Annaml 40). Ini di Aquranulkarim,
oleh sebab itu ketika muncul pengingkaran didalam jiwa kita pada hal-hal yang
bersifat ghaib dan ajaib telah dijelaskan oleh Allah dalam ayat itu, Ini
seorang hamba yang diberi ilmu dari kitabullah kata Allah. “berkatalah
seseorang yang mempunyai ilmu dari kitab Allah : Wahai Sulaiman aku bisa membawakan
singgasana Ratu Balqis kehadapanmu sebelum kau mengedipkan matamu, dalam
sekejap muncullah singgasana Ratu Balqis (dari dalam tanah) muncul dihadapan
Nabi Sulaiman bin Daud as (QS Annaml 40). Alquranulkarim yang bicara, oleh
sebab itu hal seperti ini tidak mustahil terjadi pada Imam Ahmad Rifai, dan
sungguh Rasul saw bersabda “bershalawatlah kalian dimanapun kalian berada,
sungguh shalawat kalian disampaikan kepadaku saw”. Demikian hadirin-hadirat
yang dimuliakan Allah, majelis mulia kita di malam mulia ini tentunya dipenuhi
pembahasan agar kita lebih mengenal idola kita Nabi kita Muhammad Rasulullah
saw.
Hadirin-hadirat kita bermunajat
kepada Allah swt agar kita terus dibimbing dalam kesempurnaan tauhid, dalam
kecintaan kepada Allah dan Rasul sebagaimana Rabbi kau bimbing hamba-hambaMu
yang shaleh dari para sahabat Rasul daripada Auliya daripada imam-imam kami...,
Rabbi….Rabbi.. telah Kau bimbing mereka pada kesempurnaan tauhid maka bimbing
pula jiwa kami pada sempurnanya tauhid, sempurnanya iman, sempurnanya mahabbah,
Yaa Rahman Yaa Rahim bangkitkan muslimin-muslimat yang mencintai Nabi Muhammad
saw.., yang mengidolakan Nabi Muhammad saw.
Hadirin-hadirat yang dimuliakan
Allah kita berdoa kepada Allah agar Allah bangkitkan jiwa-jiwa para pecinta
Rasulullah, orang-orang berani menahan pedih dan sakit demi karena cinta kepada
idolanya, (kita lihat) Ada yang memasang anting atau besi dan cincin di
lidahnya atau memasangnya dibibirnya, Ini semua mereka lakukan seraya menahan
sakit dan pedihnya demi karena mengikuti idolanya, ini keadaan saudara kita
muslimin-muslimat...,
Bagaimana dengan diriku dan diri
kalian, bagaimana dengan idolaku dan idola kalian Nabi Muhammad saw..,
Sedemikian banyak orang-orang yang malu memakai sunnah Sang Nabi dihadapan umum
sedangkan orang-orang non muslim memegang injilnya dengan bangga dihadapan umum
tapi ummat Nabi Muhammad malu terlihat siwaknya didepan umum, malu kalau dia
mengikuti sunnah Sang Nabi, merasa hina kalau dia mengikuti sunnah Sang Nabi
padahal itulah bentuk kemuliaan disisi Allah swt.
Yaa Rahman Yaa Rahim Yang Maha
Melimpahkan Kemuliaan bangkitkan muslimin-muslimat agar bangga terhadap sunnah
Nabi Mu, agar cinta kepada Nabi Mu Muhammad saw. Dan Rabbi masing-masing dari
kami mempunyai kesalahan yang hingga malam ini terus menggigit dan merobek jiwa
kami, kalau bukan pengampunan Mu Yaa Rahman, kalau bukan maaf Mu Yaa Rabbi,
kalau bukan maaf Mu Yaa Allah...
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa
Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Rahman Yaa
Rahim telah Kau jadikan alam semesta beserta isinya lambang keindahan Mu,
lambang kesempurnaan Mu dan kau jadikan Nabi Muhammad sebagai lambang keindahan
Mu yang menuntun kami kepada khusyu, menuntun kami kepada iman, perantara yang
menyampaikan kami kepada keindahan Dzat Mu, kepada kesempurnaan Mu, kepada
cahaya keagungan Mu. Wahai Yang Maha bercahaya… Wahai Yang Maha Indah… Wahai
Yang Maha Megah… Wahai yang menerbitkan kesempurnaan pada setiap benda dan
makhluk Mu…
Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa
Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa
Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah… Yaa Allahu Yaa Allah…Yaa Rahman Yaa
Rahim terbitkan nama Mu Yang Maha tunggal sempurna dalam jiwa kami, tuntun kami
pada kehadirat Mu Yaa Rahman Yaa Rahim wassallallahuala sayyidinamuhammadin
wa’alahiwashahbihi wassalam
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
|